Apa Saja yang Bisa Dijadikan Pengawet Alami?

Informasi dalam artikel Kutu Pangan kali ini mengutip tulisan penelitian Ibu Ria Mariana Mustafa (dari Institut Pertanian Bogor) yang berjudul Studi Efektivitas Bahan Pengawet Alami dalam Pengawetan Tahu. Beliau menggunakan beberapa bahan alami sebagai pengawet tahu diantaranya kunyit, bawang putih, biji pala, kayu manis, garam, dan jeruk nipis. Bila ada teman-teman yang mengetahui ragam pengawet alami lainnya, kasih tahu kita ya. Melalui kolom komentar dibawah ini 💓

1. Kunyit 
Kunyit merupakan jenis rempah-rempah yang bersifat bakterisidal terhadap bakteri gram positif. Bakterisidal berarti memiliki kemampuan membunuh bakteri. Diantara bakteri gram positif yang dimaksud antara lain Lactobacillus fermentum, Lactobacillus bulgaricus, Bacillus cereus, Bacillus subtilis, Bacillus megaterium. Jumlah senyawa yang bersifat bakterisidal diduga lebih dari satu. Salah satu yang terkenal adalah kurkumin yang merupakan senyawa fenol. Terdiri dari 2 cincin fenol simetris dan dihubungkan dengan satu rantai heptadiena. Mekanisme "pembunuhan" mikrobianya yaitu dengan merusak membran sel melalui denaturasi protein sel dan mengurangi tekanan permukaan sel.

2. Garam
Kalau bahan yang satu ini cukup populer patinya. Telur tanpa kata "asin" pasti lebih cepat busuk dibandingkan telur asin hehe. Mekanisme pengawetannya yaitu dengan cara :
1. Garam menyebabkan plasmolisis (pemecahan) membran sel mikrobia karena NaCl yang terkandung didalamnya memiliki tekanan osmotik tinggi.
2. Garam juga mengurangi kelarutan oksigen sehingga mikrobia aerob dapat dicegah pertumbuhannya.
3. NaCl bersifat hidroskopis sehingga dapat menyerap air dari bahan sehingga Aw bahan menjadi rendah.
4. Kombinasi penambahan garam dengan konsentrasi 2 - 5% dan suhu rendah mampu mengendalikan pertumbuhan mikrobia psikrofilik.

3. Jeruk Nipis 
Jeruk nipis memiliki rasa lebih asam dibandingkan tipe jeruk lainnya. Jenis asam yang dikandung jeruk nipis adalah asam sitrat. Mekanisme pengawetannya yaitu dengan mengurangi pH bahan sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikrobia secara keseluruhan. 

4. Bawang putih
Senyawa antimikroba dalam bawang putih adalah allisin. Dalam allisin terdapat sulfur organik dan dapat terdegradasi menjadi tiosulfanat dan disulfida. Bawang putih dalam konsentrasi tertentu dalam pangan dapat mengendalikan sel khamir. Menurut hasil penelitian, bawang putih dapat menghambat pertumbuhan Aspergillus flavus pada konsentrasi 1%.

5. Biji pala
Pengawet alami yang familiar di dapur kita lainnya adalah biji pala. Dari hasil penelitian diketahui bahwa di konsentrasi 3,3%, bubuk biji pala dapat menghambat bakteri gram positif berbentuk batang dan kokus, contohnya Bacillus pumilis, Micrococcus varians, Pseudomonas sp., Leuconostoc sp.

6. Kayu Manis
Kayu manis adalah salah satu bahan yang sering diaplikasikan dalam berbagai makanan, gurih maupun manis. Ternyata rempah ini juga bermanfaat sebagai pengawet makanan. Dalam konsentrasi 1,6%, senyawa antimikrobia mampu membunuh kapang seperti Aspergillus parasiticus, Aspergillus niger, Rhizopus sp, Neurospora sitophila.

Sumber :
Mustafa, Ria Mariana. 2006. Studi Efektivitas Bahan Pengawet Alami dalam Pengawetan Tahu. Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga Institut Pertanian Bogor, diakses dari website  https://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/1288/a06rmm.pdf?sequence=4

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Gula Pasir Dipanaskan Berubah Menjadi Cokelat?

Mengapa Santan Pecah Ketika Dipanaskan?

Apa Beda Susu Pasteurisasi dan Susu UHT?