Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Apakah Pembekuan Menyebabkan Perubahan Komposisi ASI?

Gambar
Bismillah , Kembali Kutu Pangan secara random mengulas ASI hihi. Lho kok? Kebetulan dapat ilham tema ini dari obrolan teman-teman sekolah di grup Whatsapp mengenai indikator kerusakan ASI yang dibekukan. Saya akhirnya malah terdampar di 2 artikel penelitian. Tidak terlalu nyambung dengan percakapan di grup sih. Malah lebih membahas dampak waktu dan suhu penyimpanan ASI terhadap komponen penting dalam ASI. Walaupun random, mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk para ibu menyusui dimana pun ibu-ibu berada :) Oh ya, Kutu Pangan hanyalah semacam perangkum beberapa sumber ilmiah dalam proses menjawab keingintahuan seputar masalah pangan. Saya bukan ahli pangan, tapi orang yang sedang belajar. Jika ingin tahu lebih lanjut dan mendalam silakan cek dan ricek data ilmiah di link bawah yaaa  :) Dewasa ini, makin banyak orangtua melek akan urgensi pemberian ASI. Namun tidak semua ibu memiliki kemewahan waktu atau adanya keterbatasan faktor fisiologis (pada ibu atau bayi) untuk memberi ASI s

Apakah Menyusui dapat Melangsingkan Tubuh Seorang Ibu?

Gambar
Kali ini topiknya agak random hehe. Oleh sebab saya sendiri belum pernah pengalaman. Tapi ternyata secara teori, menyusui dapat melangsingkan tubuh. Untuk menghasilkan 100 cc ASI perlu energi sebanyak 80 hingga 90 kkal. Di negara berkembang, rata-rata per hari, seorang ibu menghasilkan 850 cc ASI dengan energi yang diperlukan untuk menghasilkannya sekitar 750 kkal. Darimana diperoleh energi sebesar ini? Sebesar 500 kkal dari kalori tambahan sementara 250 kkal sisanya dari cadangan kalori wanita (simpanan lemak selama hamil). Bila si ibu menyusui buah hatinya selama 4 bulan berturut-turut saja, maka jumlah kalori yang hilang sebesar 30 hari x 4 bulan x 250 kkal atau sebesar 45.000 kkal. Jumlah ini setara dengan kehilangan 5 kg lemak (penyebab 'ndut ) dalam tubuh (1 g lemak setara dengan 9 kkal).  Efektivitas melangsingkan juga harus diimbangi gizi seimbang, aktivitas fisik, dan pemberian ASI eksklusif Dalam teori lainnya, perangsangan puting susu oleh isapan bayi

Apa Boleh Minum Susu Sesudah Makan Berat?

Gambar
Bismillah , Minum susu setelah menyantap makanan berat tidak disarankan. Terutama setelah makan makanan berprotein tinggi. Susu mengandung protein dalam jumlah tinggi, terutama dalam bentuk kasein (jenis protein yang sifatnya kasar dan kental). Kasein ini idealnya dicerna oleh enzim renin. Namun sayangnya enzim ini hanya ditemukan pada lambung bayi. Ketika kita dewasa, enzim yang tersisa hanya enzim pepsin.  Minumlah susu di luar makan utama Sumber : Pexels/Acharaporn Kamornboonyarush Dengan masuknya susu sekaligus brersama makanan yang berpotein tinggi, kerja enzim pencernaan ini akan semakin berat. Lambung akan memproduksi asam dalam jumlah besar untuk mencerna molekul protein. Asam berlebih dalam lambung akan beresiko mengiritasi mukosa lambung. Jadi, sebaiknya susu dikonsumsi di luar jam makan utama. Sumber : Arikah, Lailatul Muniroh. 2015.  Riwayat Makanan yang Meningkatkan Asam Lambung sebagai Faktor Risiko Gastritis . dalam Jurnal Gizi Indon 38 (1) halaman 9 -

Apakah Daun Pandan bisa Mengawetkan Makanan?

Daun pandan (Pandanus amayllifolius Roxb) memiliki potensi mengawetkan makanan dengan aktivitas antibakterinya. Namun sayangnya tidak efektif bila ekstrak daun pandan (dalam air) ini diaplikasikan langsung kedalam bahan pangan. Mengingat komposisi bahan pangan utamanya adalah air.  Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak daun pandan dalam etanol dan ekstrak air tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Sementara itu, ekstrak daun pandan dalam etil asetat dan campuran etanol– etil asetat (1:1 v/v) memiliki aktivitas antibakteri. Ekstrak etil asetat menunjukkan potensi penghambatan yang paling tinggi, dengan nilai KHM dan KBM 1,1%b/v  dan 6,7%b/v terhadap Staphylococcus aureus serta 0,5%b/v dan 4,5%b/v terhadap Escherichia coli.  Dalam aplikasinya sebagai pengawet makanan, diperlukan pemilihan pelarut yang tepat.  Jika ingin mengulik lebih jelasnya bisa dilihat di link di bawah. Sumber : Resmi, Aini dan Ana Mardiyaningsih. 201