Apa itu Gizi Buruk?

Gizi buruk ialah kondisi seseorang yang mengalami kekurangan asupan energi, protein serta mikronutrien dalam jangka waktu lama. Untuk menentukan seseorang menderita gizi buruk apa tidak, didasari pengukuran tertentu. Pengukuran yang dimaksud meliputi Pengukuran Klinis dan Pengukuran Antropometrik.
a. Pengukuran Klinis
Konsep pengukuran dengan cara ini biasanya didasari perubahan-perubahan yang terjadi dan dikaitkan dengan kekurangan zat gizi. Bisa melalui pengamatan jaringan epitel seperti rambut, kulit, dan mata. Gejala klinik yang muncul pada penderita gizi buruk misalnya rambut kemerahan, kulit keriput, kelainan atau bercak pada kulit, tulang iga tampak jelas, dan lain sebagainya.
b. Pengukuran Antropometrik
Pada metode ini dilakukan pengukuran terhadap berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas. Penentuan status gizi buruk ditentukan dari kombinasi beberapa indikator.

Gejala Klinis Gizi Buruk Tipe marasmus
www.banyumas.com
Berdasarkan Berat Badan menurut Umur diperoleh kategori :
1. Tergolong gizi buruk jika hasil ukur lebih kecil dari -3 SD. 
2. Tergolong gizi kurang jika hasil ukur -3 SD sampai dengan < -2 SD. 
3. Tergolong gizi baik jika hasil ukur -2 SD sampai dengan 2 SD. 
4. Tergolong gizi lebih jika hasil ukur > 2 SD.

Berdasarkan pengukuran Tinggi Badan (24 bulan-60 bulan) atau Panjang badan (0 bulan-24 bulan) menurut Umur diperoleh kategori : 
1. Sangat pendek jika hasil ukur lebih kecil dari -3 SD.
2. Pendek jika hasil ukur – 3 SD sampai dengan < -2 SD. 
3. Normal jika hasil ukur -2 SD sampai dengan 2 SD.
4. Tinggi jika hasil ukur > 2 SD.

Berdasarkan pengukuran Berat Badan menurut Tinggi badan atau Panjang Badan: 
1. Sangat kurus jika hasil ukur lebih kecil dari -3 SD
2. Kurus jika hasil ukur – 3 SD sampai dengan < -2 SD. 
3. Normal jika hasil ukur -2 SD sampai dengan 2 SD.
4. Gemuk jika hasil ukur > 2 SD.

Balita dengan gizi buruk akan diperoleh hasil BB/TB sangat kurus, sedangkan balita dengan gizi baik akan diperoleh hasil normal.

Ada beberapa faktor resiko gizi buruk diantaranya asupan makanan, sosial ekonomi, pengetahuan dan pendidikan ibu, imunisasi, berat badan lahir rendah (BBLR), penyakit penyerta, pemberian ASI.

Sumber Pustaka :
Faktor-Faktor Resiko Kejadian Gizi Buruk pada Balita yang dirawat di RSUP Dr. Kariadi Semarang oleh Dewi Novitasari,  Laporan Akhir Hasil Penelitian Karya Tulis Ilmiah, Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran, Undip, 2012  diunduh dari website http://eprints.undip.ac.id/37466/1/DEWI_NOVITASARI_A%2C_G2A008052%2C_LAPORAN_KTI.pdf

Nutrisi dan Gizi Buruk oleh Diah Krisnansari, dalam Mandala of Health, Volume 4, Nomor 1, Januari 2010 diunduh dari website http://fk.unsoed.ac.id/sites/default/files/img/mandala%20of%20health/NUTRISI%20DAN%20GIZI%20BURUK.pdf

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Gula Pasir Dipanaskan Berubah Menjadi Cokelat?

Mengapa Santan Pecah Ketika Dipanaskan?

Apakah Daun Pandan bisa Mengawetkan Makanan?